Wednesday, May 27, 2015

Idhofah Sebagai Bentuk Kepemilikan

Bismillah....Kali ini belajar bahasa arab dari nol akan memasuki Materi Ke 5 dari Buku Durusul Lughah Al-Arabbiyah I karya Dr V Abdurrahim. Kita mengawali dengan mempelajari Idhofah sebagai Bentuk Kepemilikan. Perhatikan.

“Pena muhammad” bagaimana bahasa Inggrisnya? Muhammad’s pen atau pen of Muhamad. Betul kan?! Sedangkan bahasa arab adalah قَلَمُ مُحَمَّدٍ. Bentuk tersebut dinamakan الإِضَافَةُ.

Kita lihat contoh di atas, terdiri dari 2 kata. Kata pertama (قلم) sebagai benda yang dimiliki dan dia disebut mudhaf مُضَافٌ. Sedangkan kata kedua (محمد) sebagai pemilik benda disebut mudhaf ilaih. Mudhaf ketentuannya adalah tidak memiliki al dan tanwin. Dan dia bisa marfu, manshub ataupun majrur. Sedangkan untuk mudhaf ilaih ia harus/selalu majrur tapi bisa berbentuk ma’rifah ataupun nakiroh.
Contoh:
Buku muhammad = كِتَابُ مُحمدٍ.
Perhatikan. Kata pertama adalah benda yang dimiliki. Ia disebut mudhaf. Mudhaf tidak memakai al dan tidak berakhiran tanwin. Mengapa berakhiran dhommah? Ingat, segala sesuatunya selalu buat dalam keadaan marfu, kecuali ada yang membuat ia menjadi majrur atau manshub. dan kita sudah belajar kapan isim menjadi majrur yaitu jika diawali harf jar -dan sekarang kita tahu isim menjadi majrur jika ia menjadi mudhaf ilaih-. Sedangkan untuk manshub, kita belum belajar. Kata kedua adalah pemilik benda. Ia disebut mudhaf ilaih. Mudhaf ilaih harus majrur.

Sekarang coba buat bentuk kepemilikan dari kata2 berikut ini.
مكتبٌ + المدرسُ menjadi مكتبُ المدرسِ
قلمٌ + حامدٌ menjadi قلمُ حامدٍ
مفتاحٌ + البيتُ menjadi مفتاحُ البيتِ
بيتٌ + عبّاسٌ menjadi بيتُ عبّاسٍ
دكّانٌ + التاجرُ menjadi دكّانُ التاجرِ
Bagaimana? Sulit? Insyaallah dengan banyak berlatih membuat kita semakin paham. Jadi, teruslah berlatih..



Itu penjelasan panjang lebar di atas adalah aturan dasar membuat bentuk idhofah, sekarang kita akan sedikit mengembangkannya dengan materi-materi yang telah kita pelajari.

Tadi dikatakan mudhaf bisa marfu, majrur ataupun manshub. berikut contoh dari mudhaf yang majrur.
Bagaimana bahasa arabnya “rumah Allah”? بَيْتُ اللهِ. Kalau “dari rumah Allah”? مِنْ بَيتِ اللهِ . perhatikan pada بيت. Sekarang ia majrur? Kenapa? Karena sebelumnya ada harf jar. Gampang kan?
Kenapa الله tetap majrur? Ya karena ia mudhaf ilaih. Perhatikan, isim yang diawali harf jar , ia harus majrur. Begitu pula mudhaf. Jika ia diawali harf jar, maka otomatis ia menjadi majrur.
Kita coba lagi. Apa bahasa arabnya “nama Allah”? اِسْمُ اللهِ. Kalau “dengan nama Allah” (dengan = بِ — > harf jar)? بِسْمِ اللهِ. Bagaimana? Ternyata apa yang selalu kita ucapkan setiap akan memulai kegiatan mengandung idhofah..


Sekarang kita akan mencoba mengaplikasikannya...
Mari kita simak percakapan Said, Yasir, dan Ali (cobalah untuk membaca dan menerjemahkan):

Bisa membacanya? Bisa mengartikannya? Coba dicocokkan dengan ini..
سَعيدٌ : أَكِتَابُ مُحَمَّدٍ هَذَا يَا يَاسِرُ
1. Apakah buku Muhammad (adalah) ini wahai Yasir?
ياسرٌ : لا, هَذَا كِتَابُ حَامِدٍ.
2. Tidak, ini buku Hamid.
سعيدٌ : أَيْنَ كِتَابُ مُحَمَّدٍ؟
3. Dimana buku Muhammad?
ياسرٌ : هُوَ عَلَى الْمَكْتَبِ هُناكَ.
4. Dia di atas meja di sana
Kita jelaskan masing2 poinnya ya..


Poin 1,
Apakah ada idhofah di situ? Ada! Apa itu? كِتَابُ مُحَمَّدٍ. Mana mudhafnya? كِتَابُ. Mana mudhaf ilaihnya? مُحَمَّدٍ.
Coba bandingkan dengan poin 2, pada poin 1 هذا berada di belakang, sedangkan pada poin 2 ia berada di awal kalimat. Hal ini, adalah sebagai penekanan dalam kalimat tanya.
bandingkan “rasa” dari dua kalimat di bawah ini:
أَكِتَابُ مُحَمَّدٍ هَذَا؟
أَهَذَا كِتَابُ مُحَمَّدٍ؟

Beda kan? akan terasa lebih “mantab” dengan kalimat yang pertama.

يَا يَاسِرُ. Mengapa يَا يَاسِرُ bukan يَا يَاسِرٌ? Hal ini karena يَا adalah harfu nida yaitu partikel untuk memanggil seseorang. Dan isim sesudahnya tidak memiliki al ataupun tanwin sehingga يَاسِرُ bukan يَاسِرٌ. Begitu pula dengan يَا مُدَرِّسُ bukan يَا المُدَرِّسُ apalagi يَا مُدَرِّسٌ.
Insyaallah ke depan akan dijelaskan lebih lanjut.


Poin 2,
هَذَا كِتَابُ حَامِدٍ. jumlah ismiyah atau fi’liyah? Jumlah ismiyah. Kenapa? Karena diawali isim, yaitu هَذَا.mana mubtadanya? هَذَا. Mana khabarnya? كِتَابُ. Ya. HANYA كِتَابُ . bagi yang pernah belajar bahasa Arab, mungkin Anda diajarkan bahwa khabarnya adalah كِتَابُ حَامِدٍ. Tapi, DR V Abdurrahim berbeda dalam hal ini. nah, karena di sini kita belajar memakai metode beliau, jadi untuk irobnya khabarnya hanya كِتَابُ. Dan tolong jangan diperdebatkan. Toh tidak terlalu signifikan. Dan silakan saja jika di luar, Anda tetap berpedoman bahwa khabarnya adalah كِتَابُ حَامِدٍ.
كِتَابُ juga sebagai mudhaf (m) dan حَامِدٍ adalah mudhaf ilaih(mi).
Biasanya kita tulis : mb-k/m-mi


Poin 3,
Tidak perlu dijelaskan.


Poin 4,
Mengapa هُوَ ? karena dia menggantikan كتاب pada poin 3 yang bergender mudzakar.
هُناكَ adalah zarf ظرف. Yang artinya di sana “There”.
هُوَ عَلَى الْمَكْتَبِ هُناكَ. Irobnya : mb-(hj-im)/jm/sj/k-z


Selanjutnya mari kita lanjutkan menyimak percakapan Said, Yasir dan Ali

Bisa membaca dan menerjemahkannya? Silakan dicocokkan…
سعيد : أَيْنَ دَفْتَرُ عَمَّارٍ؟
5. Di mana buku catatan Ammar?
ياسر : هُوَ عَلَى مَكْتَبِ المُدَرِّسِِ.
6. Dia di atas meja guru
سعيد : قَلَمُ مَنْ هَذَا يَا عَلِيُّ؟
7. Pena siapa ini wahai Ali?
عليٌّ : هَذَا قَلَمُ المُدَرِّسِِ.
8. Ini pena guru
سعيد : أَيْنَ حَقِيْبَةُ المُدَرِّسِ؟
9. Di mana tas guru?
عليٌّ : هِيَ تَحْتَ المَكْتَبِ.
10. Dia di bawah meja.


Poin 5,
Sudah jelas kan?


Poin 6,
Irobnya : mb-jm/sj/k(hj-im/m)-mi.
Bingung g?hehe… berikut penjelasannya:
Mb : هُوَ
Jm/sj/k : عَلَى مَكْتَبِ
Hj : عَلَى
مَكْتَبِ
: Ia sebagai isim majrur (im) dan sebagai mudhaf(m)
Mi : المُدَرِّسِِ

Sebelumnya cb bandingkan dua kalimat ini:
.هُوَ عَلَى المَكْتَبِ هُنَاكَ
.هُوَ عَلَى مَكْتَبِ المُدَرِّسِ

Pada kalimat pertama عَلَى المَكْتَبِ sedangkan pada kalimat kedua عَلَى مَكْتَبِ. Kira2 kenapa hayo? Betul!!! jawabnya adalah pada kalimat kedua مَكْتَبِ bertindak juga sebagai mudhaf. Dan mudhaf tidak boleh memakai al dan tanwin. Masih Ingat kan???


Poin 7,
Pena Muhammad bahasa Arabnya adalah قلمُ محمدٍ. Sekarang kalo misalnya kita tidak tahu pemiliknya maka kita menggantinya dengan مَنْ. Sehingga menjadi قَلَمُ مَنْ. Lantas apakah مَنْ majrur? Ya. Karena ia adalah mudhaf ilaih. Masih ingat هذا pada materi 3? هذا tidak berubah. Bentuk marfu, manshub dan majrurnya sama. Begitu pula dengan من. Bentuk marfu, manshub dan majrurnya ya tetap من. g bingung kan?
Ini pena Muhammad, bagaimana bahasa arabnya? هذا قلمُ محمدٍ. Nah, jika kita ingin menanyakan pemiliknya, susunan itu dibalik -sebagai mana dalam poin ke 7 ini- menjadi قلمُ منْ هذا؟.
Pada poin 7 ini kembali kita bertemu harfu nida sehingga isim setelahnya tidak memakai al ataupun tanwin. يَا عَلِيُّ


Poin 8,
Irob : Mb-k/m-mi


Poin 9,
Sudah jelas kan?


Poin 10,
Kenapa هي? Karena sebagai pengganti pada poin 9 yaitu حقيبة yang muannats (ada ta’ marbuthoh).
تحت adalah zarf. Sehingga isim setelahnya adalah mudhaf ilaih. Akan kita bahas lebih lanjut, insyaallah…
Irobnya : mb-z/sj/k-mi


Ok. Sementara materi tentang idhofah cukup itu dulu... gampang kan? semoga kita semua bisa memahaminya...

Tuesday, December 25, 2012

Kunci Latihan Materi 4 (Book 1)

1.
أَيْنَ الكِتَابٌ؟ هَوَ عَلَى المَكْتَبِ
أَيْنَ مُحَمَّدٍ؟ هُوَ فِي الغُرْفَةِ
أَيْنَ السَّاعَةُ؟ هِيَ عَلَى السَّرِيْرِ
أَيْنَ يَاسِرٌ؟ هُوَ فِي الحَمَّامِ
أَيْنَ آمِنَةُ؟ هِيَ فِي المَطْبَخِ
أَآمِنَةُ فِيْ الغُرْفَةِ؟ لاَ, هِيَ فِي المَطْبَخِ
أَيَاسِرٌ فِيْ المَطْبَخِ؟ لاَ, هُوَ فِي الحَمَّامِ
مَنْ فِيْ الغُرْفَةِ؟ مُحَمَّدٌ فِي الغُرْفَةِ
وَمَنْ فِيْ الحَمَّامِ؟ يَاسِرٌ فٍي الحَمَّامِ
مَاذَا عَلَى المَكْتَبِ؟ الكِتَابُ عَلَى المَكْتَبِ
مَاذَا عَلَى السَرِيْرِ؟ السَاعَةُ عَلَى السَّرِيْرِ


2.
المَدْرَسَةُ, فِيْ المَدْرَسَةِ, فِي البَيْتِ, البَيْتُ, الغُرْفَةُ, الحَمَّامُ, فِي المَطْبَخِ, المَكْتَبُ, عَلَى المَكْتَبِ, عَلَى الكُرْسِيِّ, السَّرِيْرُ, عَلَى السَّرِيْرِ, فِي المَسْجِدِ


3.
الطَّالِبُ فِيْ الجَامِعَةِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Siswa itu di universitas

الرَّجُلُ فِيْ المَسْجِدِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Pria itu di masjid

أَيْنَ التَّاجِرُ؟
Dimana pedagang?
هُوَ فِيْ الدُّكَّانِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Dia di toko

القَلَمُ عَلَى المَكْتَبِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Pena itu di atas meja

أَيْنَ زَيْنَبُ؟
Dimana zainab?
هِيَ فِيْ الغُرْفَةِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Dia di kamar

أَيْنَ الوَرَقُ؟
Dimana kertas?
هُوَ عَلَى المَكْتَبِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Dia di atas meja

أَيْنَ المُدَرِّسُ؟
Dimana pak guru?
هُوَ فِيْ الفَصْلِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Dia di kelas

أَيْنَ يَاسِرٌ؟
Dimana yasir
هُوَ فِيْ المِرْحَاضِ
Mb-jm/sj/k(hj-im)
Dia di toilet

الشَّمْسُ وَالقَمَرُ فِيْ السَّمَاءِ
Mb-a-ma’tuf-jm/sj/k(hj-im)
Matahari dan bulan di langit

مَنْ فِيْ الفَصْلِ؟
Siapa di kelas?


4.
حَامِدٌ, زَيْنَبُ, آمِنَةُ, عَمَّارٌ, سَعِيْدٌ, فَاطِمَةُ, مَرْيَمُ, عَلِيٌّ, خَالِدٌ, عَبَّاسٌ, عَائِشَةُ, مُحَمَّدٌ, صَفِيَّةُ, خَدِيْجَةُ

5.
هُوَ, هُمَا, هُمْ, هِيَ, هُمَا, هُنَّ, أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ, أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ, أَنَا, نَحْنُ
artinya:
هُوَ = dia (laki 1 orang)
هُمَا = dia (laki 2 orang)
هُمْ = dia (laki >2 orang)
هِىَ = dia (pr 1 orang)
هُمَا = dia (pr 2 orang)
هُنَّ = dia (pr >2 orang)
أنْتَ = kamu (lk 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (lk 2 orang)
أنْتُمْ = kamu (lk >2 orang)
أنْتِ = kamu (pr 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (pr 2 orang)
أنْتُنَّ = kamu (pr >2 orang)
أَنَا = saya (lk/pr)
نَحْنُ = kami (pr/lk)

Latihan Materi 4a (Book 1)



1. Jawablah dengan berdasarkan “bacaan” dari pict di bawah ini dan beri harokat!

أين الكتاب؟
أين محمد؟
أين الساعة؟
أين ياسر؟
أين آمنة؟
أآمنةُ في الغرفة؟
أياسر في المطبخ؟
من في الغرفة؟
ومن في الحمّام؟
ماذا على المكتب؟
ماذا على السرير؟


2. Berilah harokatnya!
المدرسة, في المدرسة, في البيت, البيت, الغرفة, الحمام, في المطبخ, المكتب, على المكتب, على الكرسي, السرير, على ااسرير, في المسجد


3. Berilah harokat, terjemah dan irob
الطالب في الجامعة
الرجل في المسجد
أين التاجر؟ هو في الدكان
القلم على المكتب
أين زينب؟ هي في الغرفة
أين الورق؟ هو على المكتب
أين المدرس؟ هو في الفصل
أين ياسر؟ هو في المرحاض
الشمس والقمر في السماء
من في الفصل؟

4. Berilah harokat pada nama2 arab ini!
حامد, زينب, آمنة, عمّار, سعيد, فاطمة, مريم, عليّ, خالد, عبّاس, عائشة, محمد, صفيّة, خديجة


5. Sebutkan Dhomir Munfasil dan artikan!

Materi 4a (Book 1)

Pertama,
      ضَمِيْرٌ termasuk dalam golongan isim (lihat Materi 1). Dan semua isim, bisa dun dan din. Tapi, sementara ini kita akan belajar bentuk marfu dari dhomir (dun).
     Dhomir dibagi menjadi 3.
a. Orang pertama (المُتَكَلِّمُ). Yaitu “I” (أَنَا) dan “we” (نَحْنُ)
b. Orang kedua (المُخَاطَبُ). Yaitu “You” (أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ + أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ)
c. Orang ketiga (الغَائِبُ). Yaitu “He”, “she”, “they” (هُوَ, هُمَا, هُمْ+ هِيَ ,هُمَا, هُنَّ)
     Bahasa Arab, dalam hal jumlah, mempunyai 3 bentuk
a. Tunggal/singular/المُفَرْدُ
b. Dual/المُثَنَّى
c. ‎Plural/الجَمْعُ
     Cara menghafalkan dhomir dibaca dari kanan ke kiri
هُوَ, هُمَا, هُمْ, هِيَ, هُمَا, هُنَّ, أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ, أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ, أَنَا, نَحْنُ

yang artinya:
هُوَ = dia (laki 1 orang)
هُمَا = dia (laki 2 orang)
هُمْ = dia (laki >2 orang)
-------------------------
هِىَ = dia (pr 1 orang)
هُمَا = dia (pr 2 orang)
هُنَّ = dia (pr >2 orang)
-------------------------
أنْتَ = kamu (lk 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (lk 2 orang)
أنْتُمْ = kamu (lk >2 orang)
-------------------------
أنْتِ = kamu (pr 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (pr 2 orang)
أنْتُنَّ = kamu (pr >2 orang)
-------------------------
أَنَا = saya (lk/pr)
نَحْنُ = kami (pr/lk)
     Dhomir-dhomir di atas harus selalu kita ingat dan urutannya juga harus diingat. Karena kita akan selalu menggunakannya, terlebih saat kita membahas fiil (kata kerja). Tipsnya, dihafalkan perkelompok yang saya pisah dengan garis merah.
     Nama dhomir di atas adalah ضَمِيْرٌ مُنْفَصِلٌ . Dan mereka semua adalah marfu’ dan ma’rifah.
     أَنَا مُدَرِّسٌ . Mana khabarnya? مُدَرِّسٌ . Mubtadanya mana? أَنَا . Kenapa? Karena dia adalah dhomir munfasil dan dhomir munfasil selalu marfu dan ma’rifah (persyaratan mubtada).


Kedua,
     Pada materi-materi sebelumnya kita HANYA belajar marfu, marfu dan marfu. Sekarang, kita akan belajar majrur. Manshubnya entar-entar saja. Agar anda tidak bingung dan menikmati materi-materi yang disampaikan.
     Salah satu penyebab isim menjadi majrur adalah karena didahului حَرْفُ جَرٍّ. Contoh dari حَرْفُ جَرٍّ adalah فِيْ (di/in) dan عَلَى (di atas/on). Contoh: البَيْتُ jika diawali في, maka menjadi فِي البَيْتِ . Begitu juga dengan المَكْتَبُ jika diawali oleh عَلَى, maka menjadi عَلَى المَكتَبِ.
      Ingatlah, isim yang diawali harf jar, maka isim sesudahnya harus majrur (isim majrur)


Ketiga,
   شِبْهُ الجُمْلَةِ
= phrase. Dalam bahasa arab dikenal ada 2 syibhu jumlah. Tapi, saya akan menyebutkan 1 saja dulu. Insyaallah yang satunya lagi akan kita bahas di materi lain.
     Syibhu jumlah yang pertama adalah جَارٌ وَمَجْرُورٌ yang terbuat dari “ حَرْفُ جَرٍّ + اسْمٌ مَجْرُوْرٌ”. Apa itu? Ya yang kita bahas di nomor 2.hehe.
     Dalam jumlah ismiyah, syibhu jumlah akan SELALU menjadi khabar (tidak pernah menjadi mubtada) dimanapun dia berada. Sehingga, jika Anda menemukan kalimat الكِتَابُ عَلَى المَكتَبِ. Maka mubtadanya adalah الكِتَابُ. Sedangkan khabarnya adalah عَلَى المَكتَبِ. Mengapa? Karena mereka adalah jar majrur (jm). Jar majrur adalah syibhu jumlah (sj). Dan syibhu jumlah adalah khabar (k).
     Sampai di sini faham? Jikalau belum paham, santai. Kita akan mengulangi materi-materi kita sehingga insyaallah kita akan menjadi semakin paham.
     Dan kita sepakati cara menjawab soal latihannya, misalkan الكِتَابُ عَلَى المَكتَبِ adalah
Mb-jm/sj/k, maksudnya الكِتَابُ mubtada, عَلَى المَكتَبِ jarmajrur, (jarmajrur adalah) syibhu jumlah, (syibhu jumlah sebagai) khabar. Tapi kalau lebih lengkap lagi, jawabnya seperti ini: Mb-jm/sj/k(hj-im). Maksudnya, ….dst khabar terdiri dari 2 komponen yaitu عَلَى sebagai harf jar (hj) dan المَكتَبِ sebagai isim majrur (im)


Keempat,
     Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
أَيْنَ مُحَمَّدٌ؟ هُوَ فِيْ الغُرْفَةِ
Di mana Muhammad? Dia di kamar(room).
     Mengapa kok الغُرْفَةِ (berharokat kasroh) bukan الغُرْفَةُ? Benar!! Karena sebelumnya ada في yaitu harf jar. Irobnya: mb-jm/sj/k(hj-im). Perhatian, sekali lagi, kalimat tanya belum kita irobkan. Jadi irob td untuk kalimat berita.
     Maksud dari irob di atas adalah:
mb = هُوَ. Kenapa? Karena ia dhomir munfasil. Dan dhomir munfasil itu marfu dan ma’rifah.
فِيْ = harf jar
الغُرْفَةِ= isim majrur.
فِيْ الغُرْفَةِ adalah jar majrur. Jar majrur adalah syibhu jumlah. Dan syibhu jumlah adalah khabar.

وَأَيْنَ يَاسِرٌ؟ هُوَ فِيْ الحَمّامِ
Dan di mana Yasir? Dia di kamar mandi
mb-jm/sj/k(hj-im)

وَأَيْنَ آمِنَةُ؟ هِيَ فِيْ المَطْبَخِ
Dan di mana Aminah? Dia di dapur
Kenapa kok jawabnya هِيَ? Karena Aminah adalah perempuan/muannats. Sehingga dhomirnya adalah muannats yaitu هِيَ.
mb-jm/sj/k(hj-im)

أَيْنَ الكتابُ؟ هُوَ عَلَى المكتبِ
Di mana buku itu? Dia di atas meja
mb-jm/sj/k(hj-im)
*buku adalah mudzakkar/laki-laki, maka memakai هو.

وَأَيْنَ الساعةُ؟ هِيَ عَلَى السرير
Dan di mana jam tangan? Dia di atas ranjang
mb-jm/sj/k(hj-im)
kenapa هي? Karena الساعةُ adalah muannats, tandanya adalah ada ta’ marbuthoh ”ة”. Insyaallah akan dijelaskan lebih lanjut.


Kelima,
    الشَّمْسُ وَالقَمَرُ فِيْ السَّمَاءِ. Bagaimana irobnya? Mana mubtadanya? الشَّمْسُ. Khabarnya? فِيْ السَّمَاءِ. Kenapa bukan وَالقَمَرُ? Suatu kalimat akan lengkap jika terdiri dari mubtada dan khabar. Nah, kl misalkan وَالقَمَرُ adalah khabar, masak kalimatnya “matahari dan bulan”? aneh rasanya karena memang kalimat tersebut tidak lengkap. Jadi, benarlah kl فِيْ السَّمَاءِ adalah khabar. Kl kita pake mubtada khabarnya saja maka kalimatnya menjadi “matahari di langit”. Nah, kalau itu kan jelas.
    Lalu وَالقَمَرُ itu apa? وَ kita tahu bahwa dia adalah harf athfin yaitu harf yang digunakan untuk menghubungkan kata. Sedangkan القَمَرُ adalah ma’thuf (‘alas syamsi) yaitu dihubungkan ke matahari (mubtada). Jadi irobnya adalah: Mb-a-ma’tuf-jm/sj/k(hj-im).
     Dan kenapa القَمَرُ marfu? Karena الشَّمْسُ adalah marfu (sesuatu yang dihubungkan harus sama).


Keenam,
Coba perhaikan gambar di bawah ini..

     Tahu perbedaannya? Perhatikan, nama laki2, semuanya berakhiran dhommah tanwin. Sedangkan nama wanita berakhiran dhommah (tanpa tanwin). Kenapa?
• Wanita diciptakan cantik tetapi lemah sehingga hanya mengangkat satu dammah
• Laki-laki diciptakan kuat sehingga mampu mengangkat dua dammah.
• Tapi sayangnya alasan di atas hanya bercanda (anggap tips untuk menghafal)
• Alasan sebenarnya, nama wanita tidak bisa berubah penuh seperti nama laki-laki :
• Laki-laki = dun dan din => disebut triptote (berubah full)
• Perempuan = dun dan dan => disebut diptote (berubah sebagian)
     Nama perempuan bentuk majrurnya sama dengan bentuk manshub. Contoh saja ya.. biar lebih jelas:
Marfu – manshub – majrur
مُحَمَّدٍمُحَمَّدًامُحَمَّدٌ
أَمِنَةَاَمِنَةُ – (tetap) أَمِنَةَ
     Di awal, kita belajar bahwa isim bisa dun dan din. Ketika Anda sudah enjoy dengan hal ini, maka kita tambahi aturan lainnya yaitu dun dan dan. Jadi anda tidak perlu bingung. Karena metode kita ini adalah pelan-pelan. Satu masuk dan faham, baru yang lain masuk. Jika serentak dijelaskan di awal, pasti anda akan bingung.
     Semua orang akan memakai pakaian yang berbeda jika situasinya berbeda. Di sini, kita belajar bahwa ada orang yang tidak bisa memakai pakaian yang berbeda. Siapakah dia? Yaitu orang miskin. Orang miskin tidak punya baju yang banyak, sehingga mau tidak mau mereka memakai pakaian yang sama untuk situasi yang berbeda. Isim dalam bahasa arab juga ada yang mengalami seperti itu. Salah satunya adalah yang akan kita bahas. Mereka kita sebut diptote yaitu hanya memiliki 2 perubahan. Apa itu? dun dan dan.
     Sekali lagi, triptote = dun dan din. Diptote = dun dan dan. Jadi, pada diptot bentuk majrurnya adalah sama dengan bentuk mansub.
     Umumnya, nama wanita memakai ta’ marbuthoh. Contoh : فَاطِمَةُ, عَائِشَةُ. Tapi ada beberapa yang tidak memakai ta’ marbuthoh. Contoh: مَرْيَمُ , زَيْنَبُ . Ada juga yg berakhiran alif maksurah. Contoh : سَلمَى , لَيْلَى . Semuanya nanti akan dipelajari secara detil, insyaallah.

Tuesday, December 11, 2012

Kunci Latihan Materi 3 (Book 1)

1.
مَسْجِدٌ, المَسْجِدُ, المَاءُ, مَاءٌ, البَيْتُ, بَابٌ, قَلَمٌ, القَلَمُ, الكَلْبُ, كَلْبٌ, قَمِيْصٌ, وَلَدٌ, الحَجَرُ, الوَلَدُ, حِمَارٌ, الحِمَارُ, الحِصَانُ, حِصَانٌ

Dari kanan ke kiri:
A Mosque, the mosque, the water, a water, the house, a door, a pen, the pen, The dog, a dog, a shirt, a boy, the stone, the boy,a donkey,the donkey, the horse, a horse


2.a. المُدَرِّسُ جَدِيْدٌ
Guru itu baru
 Mb-k

b. القَمِيْصُ وَسِخٌ
Kemeja itu kotor
Mb-k

c. اللَبَنُ بَارِدٌ
Susu itu dingin
Mb-k

d. المَسْجِدُ مَفْتُوْحٌ
Masjid itu terbuka
Mb-k

e. الحَجَرُ كَبِيْرٌ
Batu itu besar
Mb-k

f. اللَبَنُ بَارِدٌ وَالْمَاءُ حَارٌّ
Susu itu dingin dan air itu panas
Mb-k-a-mb-k
Note: اللَبَنُ = mb, بَارِدٌ = k, وَ = a, الْمَاءُ = mb, حَارٌّ = k

g. المُهَنْدِسُ جَالِسٌ وَالْمُدَرِّسُ وَاقِفٌ
Insyinyur itu duduk dan guru itu berdiri
Mb-k-a-mb-k

h. القَمَرُ بَعِيْدٌ
Bulan itu jauh
Mb-k

i. المِنْدِيْلُ نَظِيْفٌ
Sapu tangan itu bersih
Mb-k


3.
a. الحجرُ ثقيلٌ
b. البابُ مفتوحٌ
c. القمرُ جميلٌ
d. الورقُ خفيفٌ
e. المنديلُ وسخٌ
f. اللبنُ حارٌّ


4. Jawaban Anda mungkin berbeda dengan jawaban di bawah ini. Tidak apa-apa. Jawaban di bawah ini hanya acuan membuat mubtada dan keterkaiatan dengan khabarnya.
a. المنديلُ نظيفٌ
b. الكرسيُّ مكسورٌ
c. اللبنُ باردٌ
d. البيتُ قريبٌ
e. القمرُ بعيدٌ
f. الطّالبُ واقفٌ
g. الولدُ جالسٌ
h. المسجدُ كبيرٌ
i. الكتابُ قديمٌ
j. الطَبيبُ جديدٌ


5. Note: Semua adalah ma'rifah karena diawali ال sehingga huruf terakhir tidak berharokat dhommah tanwin.

البَيْتُ, الدِّيْكُ, المُدَرِّسُ, البَابُ, الطَّالِبُ, السُّكَّرُ, الدَّفْتَرُ, الأَخُ, الرَّسُوْلُ, الوَجْهُ, الصَّدِيْقُ, القُرْآنُ, الصَّلاةُ, الكَعْبَةُ, الرَّأْسُ, الإِصْبَعُ, الصَّابُوْنُ, الظُّفْرُ, الفَجْرُ, الظُّهْرُ, العَصْرُ, المَغْرِبُ, العِشَاءُ

Latihan Materi 3 (Book 1)

1. Beri harokat dengan memperhatikan harokat pada huruf terakhir. Kemudian artikan (dalam bhs inggris)!
Tujuan :  Memahami perbedaan ma'rifah dan nakiroh
مسجد, المسجد, الماء, ماء, البيت, باب, قلم, القلم, الكلب, كلب, قميص, ولد, الحجر, الولد, حمار, الحمار, الحصان, حصان



2. Beri harokat, artikan dan irob!
Contoh:
المكتب مكسور
Jawab:
المَكْتَبُ مَكْسُوْرٌ
Meja itu patah
Mb-K (maksudnya, kata pertama (المَكْتَبُ) adlah Mb (Mubtada) dan kata setelahnya (مَكْسُوْرٌ) adalah K (khabar))

Tujuan : Memahami mana yang bertindak selaku mubtada dan khabar

a. المدرس جديد
b. القميص وسخ
c. اللبن بارد
d. المسجد مفتوح
e. الحجر كبير
f. اللبن بارد والماء حار
g. المهندس جالس والمدرس واقف
h. القمر بعيد
i. المنديل نظيف


3. Isilah titik2 dengan kata2 yang sesuai dibawah ini :
جَمِيْلٌ, وَسِخٌ, مَفْتُوْحٌ,حَارٌّ, ثَقِيْلٌ, خَفِيْفٌ

a. ……… الحجر
b. ……… الباب
c. ……… القمر
d. ……… الورق
 e. ……… المنديل
f. ……… اللبن


4. Isilah titik di bawah ini dengan kata yang sesuai (kata2 yang telah diajarkan di sini)
a. نظيف ………
b. مكسور ………
c. بارد ………
d. قريب ………
e. بعيد ………
f. واقف ………
g. جالس ………
h. كبير ………
i. قديم ………
j. جديد ………


5. Berilah harokat dengan memperhatikan tanda tasydid pada huruf setelah ال.
Tujuan : Mengetahui perbedaan hamzah qotho dan hamzah washol

البيت, الديك, المدرّس, الباب, الطالب, السكر, الدفتر, الأخ, الرَسُول, الوَجْه, الصَدِيْق, القُرآن, الصَلاة, الكَعْبة, الرَأْس, الإِصْبَع, الصَابُون, الظُفْر, الفَجْر, الظُهْر, العَصْر, المَغْرِب, العِشاء

Monday, December 10, 2012

Materi 3 (Book 1)

     Sebelumnya, masih ingat ma’rifah dan nakiroh? Yang satu pakai “the”, yang satu pakai “a”/”an”. Yang satu pakai ال, yang satu diakhiri tanwin. Mari kita simak perubahan dari nakiroh (indefinite) ke ma’rifah (definite).
Ma’rifah <--- Nakiroh
Definite <--- Indefinite
Tertentu <--- Umum
بَيْتٌ -----> البَيْتُ
The house <--- A house
قَلَمٌ ---> القَلَمُ 
The pen <--- A pen
كِتَابٌ ---> الكِتَابُ
The book <--- A book
جَمَلٌ ---> الجَمَلُ
The camel <--- A camel


     Bagaimana? Setelah membaca penjelasan di atas, kira-kira bisa kan mengubah Nakiroh menjadi Ma'rifah dan sebaliknya? Ternyata memang gampang kalau sudah tahu cara/cirinya. Baik, sekarang pada mari kita lanjutkan materinya.
Pertama,
     Apa bahasa arabnya kata? Jawabnya adalah كَالِمَةٌ. Sedangkan bahasa arab dari kalimat/sentence adalah جُمْلَةٌ.
     Bahasa Arab mengenali 2 bentuk جملة, yaitu: الجُمْلَةُ الفِعْلِيَةُ dan الجُمْلَةُ الاِسْمِيَةُ.
a. الجُمْلَةُ الفِعْلِيَةُ adalah kalimat yang diawali oleh fiil/kata kerja.
b. الجُمْلَةُ الاِسْمِيَةُ adalah kalimat yang diawali oleh isim/kata benda.

     Kali ini kita akan mempelajari jumlah ismiyah dulu. Yang fi’liyah menyusul, insyaallah.
     Jumlah ismiyah, minimal terdiri dari dua komponen yaitu subjek (مُبْتَدَأٌ) dan predikat (خَبَرٌ). Yang mana biasanya letak subjek adalah sebelum predikat (di awal kalimat).

Aturan dari مُبْتَدَأٌ adalah:
1. Marfu’.
    Masih ingat apa itu marfu’? Dun! Yaitu kata yang akhirannya dhommah tanwin/dhomah.
2. Biasanya definite/ma’rifah.

Aturan dari خَبَرٌ adalah:
1. Marfu’.
2. Biasanya indefinite/nakiroh.
3. Gendernya harus sesuai dengan gender mubtada’ (akan dibahas lebih lanjut).

Contoh:
a. Zaid is a doctor زَيْدٌ طَبِيْبٌ
    Mana subjeknya? زَيْدٌ . Zaidun adalah ma’rifah (nama orang walaupun berakhiran tanwin, ia adalah ma’rifah) dan ia marfu’ (berakhiran dhommah tanwin).
    Mana predikatnya? طَبِيْبٌ. thobibun adalah nakiroh (berakhiran tanwin/tidak ada ال) dan ia marfu (berakhiran dhomah tanwin).

b. The pen is broken. القَلَمُ مَكْسُوْرٌ
    Subjeknya/mubtadanya adalah القَلَمُ. Ia ma’rifah (diawali ال) dan marfu’ (diakhiri dhommah).
    Predikatnya/khabarnya adalah مَكْسُوْرٌ. Ia nakirah (diakhiri tanwin) dan marfu’ (diakhiri dhommah tanwin).



Perhatikan:
Kita kemarin belajar bahwa jika isim diakhiri tanwin, itu berarti memakai partikel “a”/”an”. Tapi, bagi kata sifat, itu tidak berlaku. Karena tidak mungkin “a broken” atau “a beautiful”.
The door is open. البَابُ مَفْتُوْحٌ
Mana subjeknya? Mana predikatnya? Kalau masih belum terlalu hapal, silakan dilihat penjelasan di atas.
Mubtadanya adalah البَابُ sedangkan khabarnya adalah مَفْتُوْحٌ.

Anak (itu) duduk, dan guru (itu) berdiri.
 الوَلَدُ جَالِسٌ, وَالْمُدَرِّسُ وَاقِفٌ
الوَلَدُ = Mubtada (Mb)
جَالِسٌ = Khabar (K)
وَ = masih ingat? Ia adalah حَرْفُ أَطْفٍ. Kita beri label (A) dari Athaf.
الْمُدَرِّسُ = Mubtada (Mb)
وَاقِفٌ = Khabar (K)
     Kok mubtadanya dan khabarnya ada dua dalam satu kalimat? Ya memang bisa. Yang pertama adalah mubtada pertama, yang kedua adalah mubtada kedua. Silakan diperhatikan beberapa contoh di bawah ini:
Note: Kita akan sepakati bahwa, misalkan, “The book” akan diartikan “buku itu”.
 الكتابُ جَدِيْدٌ وَالْقَلَمُ قَدِيْمٌ 
Buku itu baru dan pena itu lama
الحِمارُ صَغِيْرٌ وَالحِصَانُ كَبِيْرٌ 
Keledai itu kecil dan kuda itu besar
الكُرْسِيُّ مَكْسُوْرٌ 
Kursi itu patah
لمِنْدِيْلُ وَسِخٌ 
Sapu tangan itu kotor
 المَاءُ بَارِدٌ 
Air itu dingin
 القَمَرُ جَمِيْلٌ 
Bulan itu indah
 البَيْتُ قَرِيْبٌ وَالمَسْجِدُ بَعِيْدٌ 
Rumah itu dekat dan masjid itu jauh
 الحَجَرُ ثَقِيْلٌ وَالوَرَقُ خَفِيْفٌ 
Batu itu berat dan kertas itu ringan
 اللَبَنُ حَارٌّ 
Susu itu panas 
القَمِيْصُ نَظِيْفٌ
Kemeja itu bersih.

     Bagaimana? Susah? Susah karena kosa kata barunya banyak y? Tapi jika mengidentifikasi mana mubtada dan khabar, bisa kan? Untuk kasus di atas, semua isim yang memakai ال adalah mubtada, sedangkan sisanya adalah khabar. Mudah kan?
     Perhatikan, kosa kata baru di atas kebanyakan saling berlawanan. Ada panas, ada dingin. Ada kecil, ada besar. Itulah pintarnya DR Abdurrahim. Beliau menyajikan materi agar mudah dipahami pembaca.

Kedua,
     Sekarang silakan mencoba melakukan analisa Mubtada, Khabar pada materi 1 dan 2, dengan catatan :
Seluruh Pronoun adalah definite, karena :
a. Jika sudah bilang hadza 'هذا' , berarti sudah menunjuk sesuatu point yang tertentu (artinya definite).
ctt : dlm bahasa Inggris ( هذا = This) adalah demonstrative pronoun.
b. Pronoun berfungsi sebagai pengganti noun sehingga pronoun masuk kelompok noun/isim

Saya beri satu contoh saja:
هَذَا بَيْتٌ
بَيْتٌ = k (marfu dan indefinite)
هَذَا = mb (definite dan marfu)
     Lhoh? Kok هَذَا marfu? Bukankah marfu itu dun? Benar, pengecualian untuk pronoun, dia tidak mengalami perubahan dun dan din. Walau begitu, kita ttp menyebutnya sebagai marfu, mansub, atau majrur sesuai keadaannya. Sekarang هَذَا sebagai mubtada. Dan mubtada harus marfu. Sehingga هَذَا tsb adalah marfu. Jika Anda bingung, santai saja. Ke depan insyaallah Anda akan memahaminya.  

Ketiga,
     Jika Anda sudah belajar hukum tajwid maka materi kali ini akan sangat mudah. Tapi jika Anda benar-benar baru dalam mempelajari bahasa Arab, maka materi ini butuh beberapa waktu untuk memahaminya.
     Kebanyakan orang mengatakan Alphabet Arabic adalah 28. Tetapi, seorang doktor bahasa di Inggris mengatakan ada 29 Alphabet Arabic. Jika 28 alphabet, itu berarti alif berfungsi sebagai hamzah. Alfabet yang 28 terbagi dua :
a. الحُرُوْفُ القَمَرِيَّةُ (Moon letter) 14 huruf
b. الحُرُوْفُ الشَمْسِيَّةُ (Sun letter) 14 huruf

Silakan dilihat gambar berikut ini:


        
     Susah untuk menghapalkannya? Berikut tipsnya. Perhatikan yang berwarna merah adalah syamsiyah sedangkan yang berwarna hitam adalah qomariyah.
أ ب ت ث خ ح خ
د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ
ع غ ف ق ك
ل م ن ه و ي

     Tips nya adalah huruf syamsiyah adalah:
1. ت dan ث
2. د sampai dengan ظ
3. ل dan ن
     Dan huruf qomariyah adalah selain yang di atas. G perlu dihapalkan. Hapalkan syamsiyah saja. kalau sudah hapal syamsiyah, jika huruf tersebut tidak masuk ke huruf syamsiyah maka pasti ia huruf qomariyah.
     Perhatikan kembali gambar di atas. Pada kelompok huruf syamsiyah, terdapat tasydid ( ّ ) pada huruf setelah ل pada ال, yang artinya ل tidak dibunyikan. Contoh: التّاجِرُ dibaca “at tājiru” bukan “al tājiru”. Sedangkan pada kelompok huruf qomariyah, ل nya dibunyikan. Contoh: الْبَابُ dibaca “al bābu”. Mudah kan?

Keempat,
     Hamzah ada dua, yaitu هَمْزَةُ القَطْعِ dan هَمْزَةُ الوَصْلِ.
     Hamzah qatha tandanya ada huruf hamzah (sebagian yang lain bilang ع tanpa ekor = ء), misal أ, ؤ, ئ, dan ء. Jika Anda menemukannya -di mana saja- maka anda harus melafalkannya jelas “a”, ”i”, ”u”. contoh: di awal kalimat: أَحْمَدُ dibaca “Ahmad”. Ketika tidak di awal kalimat: وَأَحْمَدُ dibaca “wa ahmad”.
     Sedangkan hamzah washol tandanya ada huruf ص tanpa ekor, boleh juga tanpa tanda (sayangnya saya belum bisa menulis huruf ص tanpa ekor, sehingga di sini kita tidak perlu menuliskannya). Jika ia di depan kalimat maka ia dilafalkan. Contoh: البَابُ dibaca “al bābu”. Jika bukan di awal kalimat maka ia tidak dilafalkan. Contoh: وَالبَابُ dibaca “wal bābu” bukan “wa al bābu”.

Kelima,
     Mari kita review irob mubtada khabar sekaligus update kosa kata. Silakan dibaca sesuai dengan apa yang telah kita pelajari, irobkan (tentukan mubtada khabar) dan terjemahkan. Dicoba ya…
النَّجْمُ بَعِيْدٌ
الرَّجُلُ وَاقِفٌ
السُّكَّرُ حُلْوٌ
الطَّالِبُ مَرِيْضٌ
الدِّيْكُ جَمِيْلٌ
الدَّفْتَرُ جَدِيْدٌ
التَّاجِرُ غَنِيٌّ
الدُّكَّانُ مَفْتُوْحٌ
الوَلَدُ فَقِيْرٌ
التُّفَّاحُ لَذِيْذٌ
الطَّبِيْبُ طَوِيْلٌ وَالمُدَرِّسُ قَصِيْرٌ

     Bagaimana? Susah? Kalau ada kosa kata yang belum dipelajari, silakan buka di page "Kamus". Cocokin sama ini:
Note: ī, ū, ā artinya dibaca panjang
An najmu ba’īdun
Mb-k
Bintang itu jauh.

Ar rajulu wāqifun
Mb-k
Lelaki dewasa itu berdiri

Assukkaru hulwun
Mb-k
Gula itu manis

Ath thālibu marīdhun
Mb-k
Siswa itu sakit

Ad dīku jamīlun
Mb-k
Ayam jago itu indah

Adz dzaftaru jadīdun
Mb-k
Buku catatan itu baru

At tājiru ghoniyyun
Mb-k
Pedagang itu kaya

Ad dukkāny maftūhun
Mb-k
Toko itu terbuka

Al waladu faqīrun
Mb-k
Anak itu miskin

At tuffāhu ladzīdzun
Mb-k
Apel itu lezat

Ath thabību thawīlun wal mudarrisu qashīrun
Mb-k-a- Mb-k
Siswa itu tinggi dan guru itu pendek

Latihan Materi 2 (Book 1)

1. Silakan dicoba membaca, dan diterjemahkan....
2. Perhatikan penggunaan ما dan من.
3. Perhatikan harokatnya.
4. Perhatikan panjang pendeknya.
5. Hapalkan kosa katanya. Karena kosa kata ini akan dibawa terus ke depannya.






Materi 2 (Book 1)

Pertama,
     Kita telah belajar menggunakan kalimat tanya “مَا هَذا؟”(apa ini?). Sekarang kita belajar “مَنْ هَذا؟”(siapa ini?). Bedanya apa?
 “مَا هَذا؟” digunakan untuk menanyakan benda yang tidak berakal.
Sedangkan “مَنْ هَذا؟” digunakan untuk menanyakan benda yang berakal, yaitu manusia, jin, dan malaikat.

     Coba perhatikan contoh di bawah ini, sekalian dicoba untuk diartikan:

مَنْ هذا؟
Siapa ini?
هذا طَبِيْبٌ
Ini dokter


مَنْ هذا؟
Siapa ini?
هذا وَلَدٌ
Ini anak laki-laki (a boy)


مَنْ هذا؟
Siapa ini?
هذا طَالِبٌ
Ini siswa


أَهذا وَلَدٌ؟
Apakah ini anak laki-laki?
لا, هذا رَجُلٌ
Bukan ini pria dewasa (inggris.: a man)


ما هذا؟ هذا مسجد
Apa ini? ini masjid
مَنْ هذا؟ هذا تَاجِرٌ
Siapa ini? ini pedagang




Untuk lebih jelasnya, silakan simak contoh-contoh di bawah ini:



هذا كَلْبٌ
Ini anjing
أهذا كَلْبٌ ؟
Apakah ini anjing?
لا, هذا قِطٌّ
Bukan, ini kucing

هذا حِمارٌ
Ini keledai

أ هذا حِمَارٌ؟
Apakah ini keledai?
لا, هذا حِصَانٌ
Bukan. ini kuda

وَما هذا؟
Dan apa ini?
هذا جَمَلٌ
Ini unta

ما هذا؟
Apa ini?
هذا دِيْكٌ
Ini ayam jago

مَنْ هذا؟
Siapa ini?
هذا مُدَرِّسٌ
Ini guru

أ هذا قَمِيْصٌ؟
Apakah ini kemeja?
لا, هذا مِنْدِيْلٌ
Bukan, ini sapu tangan


     Bagaimana? Mudah kan? Perhatikan lagi pada kalimat-kalimat di atas. Ketika kita bertanya tentang benda yang berakal/manusia (dokter,anak laki-laki, pria dewasa, siswa, pedagang) kita menggunakan من. Sedangkan benda yang tidak berakal, misal hewan dan benda mati (kuda, anjing, kucing, keledai, ayam jago, unta, dll) kita menggunakan ما.
     Pada contoh di atas ada وَ. Walaupun belum dijelaskan, saya yakin Anda semua sudah tahu. Itu artinya adalah “dan”. Dan dia termasuk ke dalam حَرْفٌ yaitu حَرْفُ أَطْفٍ (conjuction/kata sambung). Sedangkan seluruh kata yang telah kita pelajari, termasuk ما dan من (kecuali أ, لا, dan نعم) termasuk golongan اسم.


Kedua,
     Setelah mengenal “هذا” yang berarti “ini”, kami perkenalkan “ذَلِكَ” yang berarti “itu”. dan ذَلِكَ dibaca ذَالِكَ.
     Sekarang silakan dicoba untuk membaca, mengartikan, dan menghapal kosa katanya –karena jika Anda sudah hapal kosa kata ini, insyaallah ke depan akan lebih mudah lagi-.
Note: perhatikan penggunaan “ما” dan “من

ما ذَلِكَ؟
ذَلِكَ نَجْمٌ

هذا مَسْجِدٌ وَذَلِكَ بَيْتٌ

هذا حِصَانٌ وَذَلكَ حِمَارٌ

أذلك كَلْبٌ؟ لا, ذلك قِطٌّ

ما ذلك؟ ذلك سَرِيْرٌ

مَنْ هذا ومَنْ ذلك؟
هذا مُدَرِّسٌ وذلك إِمَامٌ

ما ذلك؟ ذلك حَجَرٌ

هذا سُكَّرٌ وذلك لَبَنٌ
Masih lupa-lupa ingat tentang artinya?
Silakan coba dicocokkan dengan ini:

Apa itu?
Itu bintang
Ini masjid dan itu rumah
Ini kuda dn itu keledai
Apakah itu anjing? Bukan, itu kucing
Apa itu? Itu ranjang
Siapa ini dan siapa itu?
Ini guru dan itu imam
Apa itu? Itu batu
Ini gula dan itu susu






























Latihan Materi 1 (Book 1)


Sekarang, silakan dicoba untuk membaca buku panduan kita dibawah ini. Sekalian dicoba menjawab latihan dan menerjemahkannya...




Sunday, December 9, 2012

Materi 1 (Book 1)

Pertama,
     Bahasa Inggris mengelompokkan kata menjadi 8, yaitu : Noun, Verb, Adverb, Conjuction, Pronoun, Adjective, Preposition, Interjection. Sedangkan pada bahasa Arab dikelompokkan menjadi 3 saja, yaitu:
1. اِسْمٌ = Noun (kata benda)
2. فِعْلٌ = Verb (kata kerja), dan
3. حَرْفٌ = Particle (kata hubung)
     Walau demikian, 8 kelompok dari bahasa Inggris di atas, ada pada turunan ketiga kelompok dalam bahasa arab.
1. حَرْفٌ = Particle (kata hubung), terdiri dari
a. حَرْ فُ جَرٍّ = Preposition
b. حَرْ فُ عَطفٍ = Conjuction
2. فِعْلٌ = Verb (kata kerja)
3. اِسْمٌ = Noun (kata benda), terdiri dari
a. اسمٌ = Noun
b. ضَميْرٌ = Pronoun
c. صِفَةٌ = Adjective
d. ظَرْفٌ = Adverb
e. اسمُ الفِعْلِ = Interjection 
Tak perlu dihapalkan semuanya, cukup Isim, Fi'il, dan Harf saja.


Kedua,
     Pernahkah Anda menemukan kata البَيْتُ dan بَيْتٌ dalam bahasa Arab? Mungkin Anda tahu bahwa keduanya berarti rumah (bayt). Tapi, mengapa yang satu memakai Al dan yang satu tidak? Dalam bahasa Inggris البَيْتُ diartikan sebagai ‘The house’ sedangkan بَيْتٌ diartikan sebagai ‘a house’. Bahasa Arab tidak memiliki kata/huruf khusus yang diartikan ‘a’/’an’ dan ‘the’, tapi dengan cara mengubah bentuk suatu isim dari yang memakai Al kepada yang tidak. Bentuk isim yang memakai Al, disebut مَعْرِفَةٌ (Inggris: Definite). Sedangkan yang tanpa Al disebut نَكِرَةٌ (Inggris: Indefinite).


Perhatikan ciri masing-masing.
مَعْرِفَةٌ cirinya adalah diawali Al (ال) dan diakhiri tanpa tanwin.
نَكِرَةٌ cirinya adalah diawali tanpa Al (ال) dan diakhiri tanwin.


     Itu berarti tidak mungkin suatu isim diawali Al sekaligus diakhiri tanwin. Sebagai contoh, silakan diklarisifikasikan apakah kata-kata di bawah ini مَعْرِفَةٌ atau نَكِرَةٌ!
a. القَلَمُ
b. مَسْجِدٌ
c. مُحَمَّدٌ
d. قَلَمٌ
e. المَسْجِدٌ

     Sudah bisa menjawab? Mana yang ma’rifah? Benar, poin a. Mengapa? Karena diawali Al (dan tanpa tanwin). Mana yang nakiroh? Benar, poin b dan d. Kenapa? Karena tanpa Al dan diakhiri tanwin. Lalu poin e itu apa? Jawabnya adalah itu tidak ada. Sebuah isim tidak mungkin diawali Al dan sekaligus diakhiri tanwin. Lantas, poin c apa? Ia tanpa Al dan diakhiri tanwin. Maka ia adalah ma’rifah. Lhoh? Nama orang ,dalam hal ini مُحَمَّدٌ, walaupun tanpa Al, ia tetaplah ma’rifah. Karena dengan menyebut nama orang, maka kita sudah tahu ‘benda’ yang dimaksud/bendanya tertentu.

     Pertanyaan: Kapan kita menggunakan ma’rifah atau nakiroh? Insyaallah akan segera kita bahas.


Catatan:
- hanya isim, yang mempunyai bentuk ma’rifah – nakiroh
- definite/ma’rifah: bendanya tertentu.
- indefinite/nakirah: bendanya masih umum.


Ketiga,
     Pakaian apa yang Anda pakai ketika Anda (akan) tidur? Lalu, pakaian apa yang Anda pakai ketika Anda pergi ke pesta? Samakah pakaian yang Anda pakai ketika tidur dan ketika pesta? Saya yakin jawabnya adalah BEDA. Tapi, saya akui memang ada yang sama. hehe. Pakaian apa yang Anda pakai ketika sekolah/bekerja? Samakah dengan pakaian yang Anda pakai di atas?
     Setiap orang pasti akan memakai pakaian yang berbeda menyesuaikan dengan keadaan. Jika ke pesta, memakai pakaian pesta. Jika ke kantor atau sekolah maka akan memakai pakaian “dinas”. Apalagi kalau tidur, pasti memakai pakaian alakadarnya –paling banter piyama-. Tapi ada pula orang yang tetap memakai pakaian yang sama. Yaitu, orang miskin karena tidak punya baju yang cocok. Begitu pula pada isim, isim akan berubah (bunyi vocal pada akhirannya) guna menyesuaikan keadaannya.
Contoh:
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ
أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ مُحَمَّدٍ

     Perhatikan pada kata Muhammad. Ada yang beda. Yang pertama, ia berbunyi Muhammadun. Yang kedua berbunyi Muhammadan, dan yang ketiga berbunyi Muhammadin. Kita simpulkan, Muhammad bisa (berakhiran) dun-dan-din. Mengapa kok bisa begitu? Karena Muhammad sedang menyesuaikan keadaan. Dan insyaallah ke depan kita akan mengetahui macam-macam keadaan itu yang menyebabkan dun dan din. Saat ini, kita hanya memaparkan bahwa isim bisa dun dan din.

     Jika dun (berakhiran dhommah tanwin/dhomah) maka kita sebut مَرْفُوعٌ (Nominatif case). Jika dan (berakhiran fathah tanwin/fathah) maka kita sebut مَنْصُوبٌ (Accusative case). Dan jika din (berakhiran kasroh tanwin/kasroh) maka kita sebut مَجْرُورٌ . Dari penjelasan panjang lebar di atas, hanya paragraph ini yang perlu dihapalkan. Hehe.



Keempat,
Perhatikan “soal-soal” di bawah ini. maksudnya, tolong dibaca dan diterjemahkan.
Clue: هَذَا = ini. kata setelahnya diartikan sesuai dengan gambar.
 
      هَذَا بَيْتٌ 
 

         هَذَا مَسْجِدٌ



          هَذَا بَابٌ

 

 هَذَا كِتَابٌ


 



 هَذَا قَلَمٌ


 

 هَذَا مِفْتَاحٌ


 

 هَذَا مَكْتَبٌ


 

 هَذَا سَرِيْرٌ


 
 
 هَذَا كُرْسِيٌّ  



Gampang kan?
   هَذَا yang berarti ‘ini’ adalah اِسْمُ الإشَارَةِ (Demonstrative Pronoun = kata tunjuk). Walaupun setelah huruf ha (ه) tidak ada alif (ا) ia dibaca panjang seperti هَاذَا.
     Dalam pembelajaran ini, kita harus membaca/melafalkan soal dengan utuh. Misalnya بَيْتٌ dibaca baytun bukan bayt. Hal ini guna memahami kapan isim menjadi marfu, mansub atau majrur.


     Bisa Anda terjemahkan “soal” di atas dalam bahasa Inggris? Saya ambil contoh soal no. 1. Artinya dalam bahasa Inggris adalah ‘This is a house’. Kita tahu bahwa بَيْتٌ berarti ‘a house’. Sedangkan هَذَا berarti ‘this’. Lantas darimana datangnya ‘is’? Dalam bahasa Arab tidak ada kata untuk ‘is’/’are’/’am’, tapi kita bisa menggunakannya untuk terjemahan bahasa Inggris. Terjemahan selanjutnya adalah:
No. 2 = this is a mosque,
No. 3 = this is a door,
No. 4 = this is a book, dst.


Kelima,
مَا هَذَا؟ = apa ini?/ what is this?.
أَهَذَا بَيْتٌ؟ = apakah ini rumah?/ Is this a house?.

Jika ada kalimat tanya diawali “أَ“ maka dijawab dengan نَعَمْ ‘yes’ atau لا ’no’. Keduanya ini disebut حَرْفُ الجَوَابِ.
Perhatikan lagi. Dan cobalah untuk mengartikan.
 
مَا هَذَا؟ 
What is this?
 هَذَا بَيْتٌ 
This is a house


 أَهَذَا بَيْتٌ؟
Is this a house?
 نَعَمْ, هَذَا بَيْتٌ 
Yes, This is a house



 

 مَا هَذَا؟
What is this?
 هَذَا قَمِيْصٌ
 This is a shirt
  



 أَهَذَا سَرِيْرٌ؟
Is this a bed?
 لا, هَذَا كُرْسِيٌّ
No, this is a chair
  





 أَهَذَا مِفْتَاحٌ؟
 Is this a key?
 لا, هَذَا قَلَمٌ
No, this is a pen
  



 مَا هَذَا؟
What is this?
 هَذَا نَجْمٌ
 This is a star