Tuesday, December 25, 2012

Materi 4a (Book 1)

Pertama,
      ضَمِيْرٌ termasuk dalam golongan isim (lihat Materi 1). Dan semua isim, bisa dun dan din. Tapi, sementara ini kita akan belajar bentuk marfu dari dhomir (dun).
     Dhomir dibagi menjadi 3.
a. Orang pertama (المُتَكَلِّمُ). Yaitu “I” (أَنَا) dan “we” (نَحْنُ)
b. Orang kedua (المُخَاطَبُ). Yaitu “You” (أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ + أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ)
c. Orang ketiga (الغَائِبُ). Yaitu “He”, “she”, “they” (هُوَ, هُمَا, هُمْ+ هِيَ ,هُمَا, هُنَّ)
     Bahasa Arab, dalam hal jumlah, mempunyai 3 bentuk
a. Tunggal/singular/المُفَرْدُ
b. Dual/المُثَنَّى
c. ‎Plural/الجَمْعُ
     Cara menghafalkan dhomir dibaca dari kanan ke kiri
هُوَ, هُمَا, هُمْ, هِيَ, هُمَا, هُنَّ, أنْتَ, أنْتُمَا, أنْتُمْ, أنْتِ, أنْتُمَا, أنْتُنَّ, أَنَا, نَحْنُ

yang artinya:
هُوَ = dia (laki 1 orang)
هُمَا = dia (laki 2 orang)
هُمْ = dia (laki >2 orang)
-------------------------
هِىَ = dia (pr 1 orang)
هُمَا = dia (pr 2 orang)
هُنَّ = dia (pr >2 orang)
-------------------------
أنْتَ = kamu (lk 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (lk 2 orang)
أنْتُمْ = kamu (lk >2 orang)
-------------------------
أنْتِ = kamu (pr 1 orang)
أنْتُمَا = kamu (pr 2 orang)
أنْتُنَّ = kamu (pr >2 orang)
-------------------------
أَنَا = saya (lk/pr)
نَحْنُ = kami (pr/lk)
     Dhomir-dhomir di atas harus selalu kita ingat dan urutannya juga harus diingat. Karena kita akan selalu menggunakannya, terlebih saat kita membahas fiil (kata kerja). Tipsnya, dihafalkan perkelompok yang saya pisah dengan garis merah.
     Nama dhomir di atas adalah ضَمِيْرٌ مُنْفَصِلٌ . Dan mereka semua adalah marfu’ dan ma’rifah.
     أَنَا مُدَرِّسٌ . Mana khabarnya? مُدَرِّسٌ . Mubtadanya mana? أَنَا . Kenapa? Karena dia adalah dhomir munfasil dan dhomir munfasil selalu marfu dan ma’rifah (persyaratan mubtada).


Kedua,
     Pada materi-materi sebelumnya kita HANYA belajar marfu, marfu dan marfu. Sekarang, kita akan belajar majrur. Manshubnya entar-entar saja. Agar anda tidak bingung dan menikmati materi-materi yang disampaikan.
     Salah satu penyebab isim menjadi majrur adalah karena didahului حَرْفُ جَرٍّ. Contoh dari حَرْفُ جَرٍّ adalah فِيْ (di/in) dan عَلَى (di atas/on). Contoh: البَيْتُ jika diawali في, maka menjadi فِي البَيْتِ . Begitu juga dengan المَكْتَبُ jika diawali oleh عَلَى, maka menjadi عَلَى المَكتَبِ.
      Ingatlah, isim yang diawali harf jar, maka isim sesudahnya harus majrur (isim majrur)


Ketiga,
   شِبْهُ الجُمْلَةِ
= phrase. Dalam bahasa arab dikenal ada 2 syibhu jumlah. Tapi, saya akan menyebutkan 1 saja dulu. Insyaallah yang satunya lagi akan kita bahas di materi lain.
     Syibhu jumlah yang pertama adalah جَارٌ وَمَجْرُورٌ yang terbuat dari “ حَرْفُ جَرٍّ + اسْمٌ مَجْرُوْرٌ”. Apa itu? Ya yang kita bahas di nomor 2.hehe.
     Dalam jumlah ismiyah, syibhu jumlah akan SELALU menjadi khabar (tidak pernah menjadi mubtada) dimanapun dia berada. Sehingga, jika Anda menemukan kalimat الكِتَابُ عَلَى المَكتَبِ. Maka mubtadanya adalah الكِتَابُ. Sedangkan khabarnya adalah عَلَى المَكتَبِ. Mengapa? Karena mereka adalah jar majrur (jm). Jar majrur adalah syibhu jumlah (sj). Dan syibhu jumlah adalah khabar (k).
     Sampai di sini faham? Jikalau belum paham, santai. Kita akan mengulangi materi-materi kita sehingga insyaallah kita akan menjadi semakin paham.
     Dan kita sepakati cara menjawab soal latihannya, misalkan الكِتَابُ عَلَى المَكتَبِ adalah
Mb-jm/sj/k, maksudnya الكِتَابُ mubtada, عَلَى المَكتَبِ jarmajrur, (jarmajrur adalah) syibhu jumlah, (syibhu jumlah sebagai) khabar. Tapi kalau lebih lengkap lagi, jawabnya seperti ini: Mb-jm/sj/k(hj-im). Maksudnya, ….dst khabar terdiri dari 2 komponen yaitu عَلَى sebagai harf jar (hj) dan المَكتَبِ sebagai isim majrur (im)


Keempat,
     Mari kita perhatikan contoh berikut ini.
أَيْنَ مُحَمَّدٌ؟ هُوَ فِيْ الغُرْفَةِ
Di mana Muhammad? Dia di kamar(room).
     Mengapa kok الغُرْفَةِ (berharokat kasroh) bukan الغُرْفَةُ? Benar!! Karena sebelumnya ada في yaitu harf jar. Irobnya: mb-jm/sj/k(hj-im). Perhatian, sekali lagi, kalimat tanya belum kita irobkan. Jadi irob td untuk kalimat berita.
     Maksud dari irob di atas adalah:
mb = هُوَ. Kenapa? Karena ia dhomir munfasil. Dan dhomir munfasil itu marfu dan ma’rifah.
فِيْ = harf jar
الغُرْفَةِ= isim majrur.
فِيْ الغُرْفَةِ adalah jar majrur. Jar majrur adalah syibhu jumlah. Dan syibhu jumlah adalah khabar.

وَأَيْنَ يَاسِرٌ؟ هُوَ فِيْ الحَمّامِ
Dan di mana Yasir? Dia di kamar mandi
mb-jm/sj/k(hj-im)

وَأَيْنَ آمِنَةُ؟ هِيَ فِيْ المَطْبَخِ
Dan di mana Aminah? Dia di dapur
Kenapa kok jawabnya هِيَ? Karena Aminah adalah perempuan/muannats. Sehingga dhomirnya adalah muannats yaitu هِيَ.
mb-jm/sj/k(hj-im)

أَيْنَ الكتابُ؟ هُوَ عَلَى المكتبِ
Di mana buku itu? Dia di atas meja
mb-jm/sj/k(hj-im)
*buku adalah mudzakkar/laki-laki, maka memakai هو.

وَأَيْنَ الساعةُ؟ هِيَ عَلَى السرير
Dan di mana jam tangan? Dia di atas ranjang
mb-jm/sj/k(hj-im)
kenapa هي? Karena الساعةُ adalah muannats, tandanya adalah ada ta’ marbuthoh ”ة”. Insyaallah akan dijelaskan lebih lanjut.


Kelima,
    الشَّمْسُ وَالقَمَرُ فِيْ السَّمَاءِ. Bagaimana irobnya? Mana mubtadanya? الشَّمْسُ. Khabarnya? فِيْ السَّمَاءِ. Kenapa bukan وَالقَمَرُ? Suatu kalimat akan lengkap jika terdiri dari mubtada dan khabar. Nah, kl misalkan وَالقَمَرُ adalah khabar, masak kalimatnya “matahari dan bulan”? aneh rasanya karena memang kalimat tersebut tidak lengkap. Jadi, benarlah kl فِيْ السَّمَاءِ adalah khabar. Kl kita pake mubtada khabarnya saja maka kalimatnya menjadi “matahari di langit”. Nah, kalau itu kan jelas.
    Lalu وَالقَمَرُ itu apa? وَ kita tahu bahwa dia adalah harf athfin yaitu harf yang digunakan untuk menghubungkan kata. Sedangkan القَمَرُ adalah ma’thuf (‘alas syamsi) yaitu dihubungkan ke matahari (mubtada). Jadi irobnya adalah: Mb-a-ma’tuf-jm/sj/k(hj-im).
     Dan kenapa القَمَرُ marfu? Karena الشَّمْسُ adalah marfu (sesuatu yang dihubungkan harus sama).


Keenam,
Coba perhaikan gambar di bawah ini..

     Tahu perbedaannya? Perhatikan, nama laki2, semuanya berakhiran dhommah tanwin. Sedangkan nama wanita berakhiran dhommah (tanpa tanwin). Kenapa?
• Wanita diciptakan cantik tetapi lemah sehingga hanya mengangkat satu dammah
• Laki-laki diciptakan kuat sehingga mampu mengangkat dua dammah.
• Tapi sayangnya alasan di atas hanya bercanda (anggap tips untuk menghafal)
• Alasan sebenarnya, nama wanita tidak bisa berubah penuh seperti nama laki-laki :
• Laki-laki = dun dan din => disebut triptote (berubah full)
• Perempuan = dun dan dan => disebut diptote (berubah sebagian)
     Nama perempuan bentuk majrurnya sama dengan bentuk manshub. Contoh saja ya.. biar lebih jelas:
Marfu – manshub – majrur
مُحَمَّدٍمُحَمَّدًامُحَمَّدٌ
أَمِنَةَاَمِنَةُ – (tetap) أَمِنَةَ
     Di awal, kita belajar bahwa isim bisa dun dan din. Ketika Anda sudah enjoy dengan hal ini, maka kita tambahi aturan lainnya yaitu dun dan dan. Jadi anda tidak perlu bingung. Karena metode kita ini adalah pelan-pelan. Satu masuk dan faham, baru yang lain masuk. Jika serentak dijelaskan di awal, pasti anda akan bingung.
     Semua orang akan memakai pakaian yang berbeda jika situasinya berbeda. Di sini, kita belajar bahwa ada orang yang tidak bisa memakai pakaian yang berbeda. Siapakah dia? Yaitu orang miskin. Orang miskin tidak punya baju yang banyak, sehingga mau tidak mau mereka memakai pakaian yang sama untuk situasi yang berbeda. Isim dalam bahasa arab juga ada yang mengalami seperti itu. Salah satunya adalah yang akan kita bahas. Mereka kita sebut diptote yaitu hanya memiliki 2 perubahan. Apa itu? dun dan dan.
     Sekali lagi, triptote = dun dan din. Diptote = dun dan dan. Jadi, pada diptot bentuk majrurnya adalah sama dengan bentuk mansub.
     Umumnya, nama wanita memakai ta’ marbuthoh. Contoh : فَاطِمَةُ, عَائِشَةُ. Tapi ada beberapa yang tidak memakai ta’ marbuthoh. Contoh: مَرْيَمُ , زَيْنَبُ . Ada juga yg berakhiran alif maksurah. Contoh : سَلمَى , لَيْلَى . Semuanya nanti akan dipelajari secara detil, insyaallah.

No comments:

Post a Comment